Judul artikel ini mungkin sangat mengerikan, ya mengerikan karena ada kata-kata AWASI…kalau sudah melihat kata itu yang terpikirkan pertama kali di benak kita adalah WASPADA.
Siapa sich yang ingin buah hatinya SAKIT…? Gak ada kan..? karena tema blog saya ini adalah mengenai gizi yang mengarah pada makanan maka yang akan kita bahas kali ini adalah konsumsi makanan jajanan pada anak anda.
Tanpa kita sadari, jajanan yang banyak bertebaran dijalanan saat ini kurang baik dikonsumsi oleh buah hati anda, bukannya penulis ingin si pedagang jajanan tidak laku setelah anda membaca artikel saya ini, namun realitanya jajanan jalanan banyak mengandung zat-zat yang seharusnya tidak dikonsumsi oleh buah hati anda yang sedang mengalami proses tumbuh kembang.Objek yang kita bahas adalah Balita dan anak usia Sekolah Dasar khususnya yang memang sedang bomming-bummingnya menyukai makanan jajanan.
Why makanan jajanan yang banyak dijajakan dipinggiran sekolah ataupun di kantin sekolah dasar perlu anda awasi konsumsi makanan terhadap si buah hati anda?
Berikut ini sedikit penjelasan mengenai zat-zat yang terdapat pada makanan jajanan. Dan bahayanya apabila sering dikonsumsi oleh si kecil.
a. Pengawet.
Bahan pengawet makanan adalah bahan yang ditambahkan pada makanan untuk mencegah atau menghambat menjadi rusak atau busuknya makanan.
Maksud dan tujuan dari pada penggunaan bahan pengawet makanan adalah untuk memelihara kesegaran dan mencegah kerusakan makanan atau bahan makanan. Beberapa pengawet yang termasuk antioksidan berfungsi mencegah makanan menjadi tengik yang disebabkan oleh perubahan kimiawi dalam makanan tersebut.
b. Pewarna.
Bahan pewarna makanan terbagi dalam dua kelompok besar yakni pewarna alami dan pewarna buatan. Di Indonesia, penggunaan zat pewarna untuk makanan (baik yang diizinkan maupun dilarang) diatur dalam SK Menteri Kesehatan RI No. 235/MenKes/Per/VI/79 dan direvisi melalui SK Menteri Kesehatan RI No. 722/MenKes/Per/VI/88 mengenai bahan tambahan makanan.
c. Rodamint.
Rhodamin B adalah zat pewarna yang tersedia di pasar untuk industri tekstil. Zat ini sering disalahgunakan sebagai zat pewarna makanan dan kosmetik di berbagai Negara. Panganan yang ditemukan mengandung rhodamin B diantaranya kerupuk (58%), terasi (51%), dan makanan ringan (42%). Zat ini juga banyak ditemukan pada kekmbang gula, sirup, manisan, dawet, bubur, ikan asap, dan cendol.
rhodamin B sering digunakan sebagai zat pewarna pada kertas dan tekstil.
Rhodamin B adalah zat pewarna yang tersedia di pasar untuk industri tekstil. Zat ini sering disalahgunakan sebagai zat pewarna makanan dan kosmetik di berbagai Negara. Panganan yang ditemukan mengandung rhodamin B diantaranya kerupuk (58%), terasi (51%), dan makanan ringan (42%). Zat ini juga banyak ditemukan pada kekmbang gula, sirup, manisan, dawet, bubur, ikan asap, dan cendol.
rhodamin B sering digunakan sebagai zat pewarna pada kertas dan tekstil.
d. Pemanis.
Sekalipun ada peraturan makanan (dan minuman) yang mengandung pemanis buatan harus mencantumkan keterangan dan peringatan kepada konsumen, di pasaran masih dijumpai minuman berenergi produksi dalam dan luar negeri yang memakai pemanis buatan tanpa mencantumkan salah satu atau kedua hal tersebut.
e. Formalin
Melalui sejumlah survei dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktek yang salah seperti ini dilakukan oleh produsen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh prduk yang sering diketahui mengandung formalin misalnya
Melalui sejumlah survei dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktek yang salah seperti ini dilakukan oleh produsen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh prduk yang sering diketahui mengandung formalin misalnya
- Ikan segar : Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua (bukan merah segar), awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
- Ayam potong : Ayam yang sudah dipotong berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk.
- Mie basah : Mie basah yang awet sampai beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin.
- Tahu : Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur awet beberapa hari dan tidak mudah basi.
Dari beberapa zat-zat yang sudah dijelaskan dan dampak negatif bagi si kecil sudah cukup jelas. Sekarang saatnya kita awasi konsumsi jajan si kecil, berikut ini beberapa tips yang rasanya perlu anda terapkan agar sikecil tidak mengkonsumsi jajanan diluar.
1. Bekal Jajan Produksi Sendiri
Tips ini cocok untuk anda yang benar-benar ibu rumah tangga, sebagai ibu yang memperhatikan konsumsi makanan anak anda, luangkan sedikit waktu anda untuk berkreatif membuat makanan ringan ala bakrie pastry yang sehat. Di internet ada banyak sekali resep-resep makanan sehat untuk sibuah hati. Sekaligus mengembangkan ketrampilan kuliner anda.
Tetapi apabila anda adalah ibu dengan posisi wanita carier, maka anda dapat memilih bekal jajan yang sesuai untuk anak dengan cara memilih dan membelinya. Usaha tersebut akan lebih baik dari pada anda membiarkan anak anda memilih jajan sendiri.
2. Pilih kantin yang higienis dan terpercaya.
Ga’ ada salahnya anda mencari informasi, mengenai kantin dimana anak anda membeli jajanan. Koreksi apakah yang selama ini anak anda konsumsi sudah memenuhi kriteria aman?, tetapi biasanya kantin yang ada didalam lingkungan sekolah makanan yang dijual lebih baik daripada makanan yang dijajakan diluar lingkungan sekolah, mungkin berdasarkan kebijakan yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Walaupun demikian anda tetap harus cek, antara makanan yang sehat dan tidak, anda juga dapat bekerjasama dengan pemilik kantin, dengan cara apabila anak memilih jajan yang tidak sehat,, pemilik boleh menggantinya dengan makanan lain yang lebih sehat.
3. Jangan biarkan anak menunggu jemputan anda sambil jajan.
Sering kali, saat sepulang sekolah, si buah hati tidak bisa menahan mulutnya untuk mengkonsumsi sesuatu, apalagi jika sudah didepan halaman sekolah yang biasanya banyak sekali jajanan gorengan, gulali perment dan sebagainya yang tentunya kurang sehat. Salah satu solusi yang tepat adalah, segera jemput dan bawa ke rumah.. agar kemauan jajan dapat ditekan.
4. Batasi uang saku anak anda.
Untuk anak usia SD, point kali ini lumayan berlaku, selain ada kaitannya dengan keuangan juga erat sekali hubungannya dengan gizi anak. Mengapa demikian? Ya membatasi uang jajan adalah salah satu metode agar anak tidak jajan terlalu banyak dan ekonomi keluarga juga dapat ditekan. Namun apabila anda telah terlanjur untuk memberikan uang saku berlebih, nasehati anak mengapa kali ini ayah dan ibu harus memperkecil uang sakunya demi kebaikan anak pelan-pelan anak akan terbiasa dengan uang saku jajan yang pas.
Demikian sekedar tips dari penulis, agar konsumsi jajanan si buah hati tetap dalam pengawasan anda. Untuk dapat berinteraksi dengan dokter Rival efendy, tulis komentar dibawah artikel ini. terimakasih atas perhatiannya.
No comments:
Post a Comment